Hubungan Adab Makan Minum Dengan Berbagai Penyakit

hubungan adab makan dan minum
Adab minum dan makan sambil duduk lebih sehat, selamat dan sopan. Diminum dimakan oleh seseorang berjalan dinding usus perlahan dan lembut

Dukref News – Hubungan Adab Makan Minum dengan Berbagai PenyakitIslam memang agama yang sempurna karena mengatur semua aspek kehidupan. Bahkan dalam urusan makan dan minum pun mempunyai adab dalam Islam. Ada banyak adab makan dan minum seperti, mencuci tangan sebelum makan, makan dengan tangan, tidak meniup makanan, tidak makan sampai kekenyangan, termasuk di dalamnya tidak makan dan minum sambil berdiri. 

Larangan makan dan minum dalam Islam terdapat pada hadis Rasulullah yang berbunyi : “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang minum sambil berdiri.” Qotadah berkata, “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Hadis lainnya menyebutkan yang artinya, “Jangan kalian minum sambil berdiri,  Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan.” (HR. Muslim)

Larangan di atas bukan berarti semata-mata hanya larangan, melainkan pasti terdapat hikmah yang terkandung di dalamnya. Salah satu hikmahnya adalah dapat terhindar dari berbagai penyakit terutama penyakit pada saluran pencernaan. 

Pandangan medis seperti yang dikemukakan oleh Abdurrazaq al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk lebih sehat, lebih selamat dan lebih sopan. Karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, hal tersebut akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan menabraknya dengan keras pula. Jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, dan hal ini dapat menyebabkan disfungsi pencernaan. Demikian halnya, makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam ajaran Islam dan kaum muslimin. 

Ibrahim al-Rawi juga berpendapat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, agar mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga dapat berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti dan melibatkan semua susunan saraf dan otot secara bersamaan, dan menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini dapat dihasilkan padaa saat duduk, yang ketika itu saraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minuman dengan cepat. 

Lebih jauh al-Rawi menekankan makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, dapat berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, dapat menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inlubition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau bahkan mati mendadak. Demikian pula, makan dan minum berdiri secara terus menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk. 

Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang diminum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum dengan cara berdiri maka air yang kita minum akan langsung menuju ke kandung kemih tanpa disaring lagi. Ketika menuju kandung kemih, maka akan terjadi pengendapan di sepanjang perjalanan si air (ureter). Karena banyaknya limbah-limbah yang tersisa di ureter, maka muncullah berbagai penyakit, salah satunya penyakit kristal ginjal. Salah satu penyebab kristal ginjal adalah susah kencing. Untuk mengatasi penyakit ini, perbanyaklah minum air putih yang jernih lagi segar. 

Di samping itu, menurut Ibnul Qoyyim ada beberapa aafat (akibat buruk) bila minum sambil berdiri. Di samping tidak dapat memberikan kesegaran pada tubuh secara optimal juga air yang masuk ke dalam tubuh akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah. Hal ini dikarenakan air yang dikonsumsi tidak tertampung di dalam maiddah (lambung) yang nantinya akan dipompa oleh jantung untuk disalurkan ke seluruh organ-organ tubuh. Dengan demikian air tidak akan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Padahal menurut ilmu kedokteran tujuh puluh persen dari tubuh manusia terdiri dari zat cair. Tulang-tulang pun mengandung air sebanyak tiga puluh sampai empat puluh persen. Sebagian besar darah terdiri dari air dimana terdapat larutan bahan-bahan selain sel-sel darah.

Akibatnya, bilamana pembuangan air dari dalam tubuh lebih besar daripada pemasukannya, terjadilah dehidrasi yaitu kekurangan zat cair dalam tubuh. Begitu juga kadar air dalam jaringan tubuh diatur dengan tepat. Jika terdapat selisih sepuluh persen saja maka gejala-gejala serius akan timbul. Kalau selisih ini mencapai dua puluh persen maka orangnya akan mati.

Olehnya, marilah kita memulai untuk mengamalkan sunnah Nabi, salah satunya adalah dengan makan dan minum sambil duduk. Selain bisa mendapatkan pahala juga baik untuk kesehatan tubuh kita.

Wallahu a’lam bishawab.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *