Celoteh Tak Bertuan
_
Dari ladang ke ladang ku temukan banyak tumpukan jerami
Menumpuk rapi bagaikan bukit-bukit kecil pemasak dunia
Rapi dan tampak amat berharga
Dari ladang… ku coba berjalan menuju
Gang-gang kecil pedesaan
Bertemu petuah… bertanya perihal kisah, sejarah, dan legenda berdirinya istana kerajaan
Petuah membagi cerita, membagi pengalaman, membagi rasa, asa yang tertelan masa dan menitipkan pekerjaan istana
Kisah, sejarah, dan legenda terdengar ditelinga dengan cukup jelas
Diujung cerita, dan diujung sejarah serta legenda mereka berpesan;
Wahai daun-daun muda… kalian permata laut dengan sejuta kemurnian
Lincah, energik dan menawan
Indah dipandang tak redup oleh jarak
Bergeraklah diatas kemurnian idialisme
Kebenaran dan kebijaksanaan
Masa-masa mu adalah masa pergerakan
Masa dimana tuntutan dan tuntunan datang menerpa dari segala arah
Bertebrangan bagaikan asap kayu yang
Terbakar
Dari gang-gang desa… ku coba lagi
Melangkahkan kaki menuju ruang-ruang hampa yang tak terisi amat presisi
Bertemu daun muda… bertanya perihal masa depan yang tak pasti… Pergerakan yang pasif hingga hubungan yang romantis juga hedonis terbungkus gaya hidup orang-orang borjuis
Kepala-kepala mewah berjejeran ku temukan
Berharga dan tampak tak terpakai
Bagaikan mahkota kerajaan yang tersimpan rapi dalam kotak perhiasan
Daun-duan muda berbagi keluhan, tawa, canda, dan beragam mimpi yang terhambat
Di ujung pertemuan mereka berkata;
Aku hanyalah daun muda… memimpikan sejuta kebahagiaan
Aku adalah daun muda… simbol peninggalan budaya para petuah
Aku adalah daun muda… bekerja untuk memenuhi kehidupan keluarga yang tak terurus istana kerajaan
Aku hanyalah daun muda… tunduk pada ketentuan dan akan menjadi artefak
Dan aku adalah daun-daun muda… menyimpan jutaan harapan, terkurung kemunafikan, terjerat perekonomian, tersingkir dan tergulung kekuasaan yang romantis
31 Mei 2022
===========================================
Ruang Kerja
_
Kawanan lebah bertebaran dilangit-langit kerajaan nusantara
Bunga-bunga bermekaran ketika dunia menjelma sore menjadi kawanan senja
Mereka yang bekerja mencoba mencari nasib…
Berpulang kemudian beristirahat
Iyaa!…..
Beristirahat dari riuhnya pikiran
Riuhnya pertengkaran, selisih dan pendapat
Lalu….
Menitipkan keputusan, harapan, nasib, dan
Cita-cita pada Sang Kuasa
_
Kota Praya, 06 Juni 2022
===========================================
Hujan
_
Suaranya kini kembali terdengar
Terdengar amat indah bagaikan suara music jazz di café-café mewah
Perlahan mulai membasahi tanah-tanah kering yang kasar-berdebu
Grimisnya halus meneduhkan luka dan mengusap tangis para manusia
Yang terluka tak lagi merasa bersedih
Yang hampa tak lagi terasa suntuk tak karuan
Suaranya sejuk membawa kedamaian
Malam dibuatnya terasa bersahaja penuh ketenangan
Bunga-bunga malam bermekaran
Rumput-rumput persawahan menari-nari
Hati dan otak manusia dibuatnya tenang bersahabat
Ruang Kamar, 25 Mei 2022
===========================================
Dialektika Semu
Aku terlahir lalu memperkenalkan diri
Merangkak kemudian mencoba mendekat membangun dialog
Kaku dan tak begitu romantis
Rangkaian komunikasi ku susun cukup rapi
Tertata seolah tak ada celah kekeliruan premis logika
Juni datang kembali setelah Mei dan bulang-bulan lainnya cukup keras dan pahit dilewati…
Pencapaian tak kunjung meningkat
Logika dan dialektika kian mereda dan meredup
Datar… dan tak cukup mengembirakan
Butiran gula-gula kopi-pun terasa tak manis lagi di lidah tak bertulang
Pangeran…. apakah hakikat perjuangan?
Apakah hakikat pengharapan?
Kesabaran dan kekecewaan?
Berbulan-bulan, berhari-hari… semuanya seolah sama kurasakan
Lima persen ukuran statistik selalu saja turun naik dan tak pernah melewati angka sepuluh persen
Kesal dan bosan bercampur menjadi satu dikala pikiran selalu saja mencari-cari pembelaan atas pengharapan
Pangeran…. apakah ini ujian pendewasaan atau hanya sebatas ujian semester kehidupan diruang-ruang perkuliahan?
…. Jika iya… kuatkan aku dengan belaian Mu yang penuh cinta dan kasih sayang
Ruang Kamar, 01 Juni 2022
.