Mengendalikan Marah, Hidup Lebih Indah

mengendalikan marah
Manusia tak lepas dengan rasa marah ketika adanya masalah yang tak bisa diatasi. Akan tetapi, marah bisa menghancurkannya.

Dukref NewsAmarah mengundang kenestapaan tersendiri yang tidak dapat terbilang harganya. Melahirkan kesulitan-kesulitan yang malah menjadikannya terhimpit karenanya. Menumbuhkan benih-benih kebutaan hati pada siapa saja meski pada diri sendirinya. Marah itu dipenuhi gejolak, bagaikan api dalam tumpukan jerami yang dapat kapan saja menyumbar jika ada yang menyulutinya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ ) رواه البخاري(

Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah saw. : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (HR. Bukhori )

Era globalisasi seperti sekarang ini adalah zaman yang dipenuhi dengan konflik antar individu di seluruh penjuru dunia. Penyebaran informasi yang tak terkendali sering menyebarkan isu-isu yang menusuk dada, menegangkan saraf, serta membuat orang yang sabar menjadi gamang. Sehingga memicu amarah yang menimbulkan konflik antar individu. Kebencian yang tak terkendali menyebabkan kerusuhan massal, kerusakan, hingga pembantaian manusia.

Marah muncul ketika darah dalam hati bergejolak tinggi, dan menyebar ke urat-urat nadi, sehingga gejolak darah yang cepat menimbulkan suatu ketegangan pada otot-otot. Marah adalah suatu sifat yang terdapat pada diri setiap manusia. Tiada manusia yang tidak mempunyai sifat marah, yang membedakan antara satu dengan yang lainnya adalah bagaimana cara meredam amarah itu sendiri. Beruntunglah bagi orang yang dapat menahan amarahnya, dan orang itu mendapatkan gelar sebagai orang yang sabar.

Tetapi alangkah ruginya jika seseorang dikuasai oleh amarahnya, tentu saja akan berdampak buruk bagi dirinya maupun orang lain. Karena ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia tidak bisa mengendalikan dirinya, sehingga akan mengucapkan hal yang tidak disadari dan mengerjakan hal yang akan membuatnya merugi. Umar bin Abdul Aziz mengingatkan kepada para pegawainya agar tidak memberi hukuman saat dalam keadaan marah. Karena membuat keputusan di saat marah bukanlah berasal dari pertimbangan akal sehat, tetapi merupakan sebuah dampak dari tidak terkontrolnya emosi ketika marah.

Kemudian diperjelas oleh penelitian ilmiah yang menekankan bahwa amarah  secara psikologis tidak memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada berlari dalam hal meningkatkan denyut jantung dan memompa darah lebih banyak dan cepat. Namun amarah tidak seperti berlari, pelari bisa berhenti jika ia mau, sedangkan amarah tidak dapat dengan mudah dikuasai, terutama jika orang tersebut tidak terbiasa. Marah merupakan virus jiwa, bukanlah raga. Namun, dampaknya juga berbahaya bagi raga, orang yang tidak bisa mengontrol amarahnya akan berbahaya bagi kesehatan. 

Seseorang dalam keadaan marah bisa melalui faktor fisik dan psikis. Faktor fisik bisa disebabkan oleh kelelahan yang berlebihan, kurangnya zat asam di otak dan hormon kelamin seperti saat wanita menstruasi. Adapun faktor psikis antara lain: menilai dirinya selalu lebih rendah dari yang sebenarnya, menilai dirinya melebihi yang sebenarnya dan egois.Orang yang dikuasai amarah akan mengalami kerugian. Antara lain:

A. Aspek keagamaan

1. Menodai Agama

Orang yang marah bisanya menumpahkan amarahnya kepada orang lain dengan mencela, menghina, melecehkan kehormatan, merampas harta dan bahkan menumpahkan darah. Semua ini merupakan hal-hal yang sangat dilarang oleh Islam karena merugikan orang lain. Allah berfirman: 

Artinya: “ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisaa’:93)

Dalam ayat ini sangat jelas bahwa membunuh seorang mukmin merupakan hal yang sangat dimurkai oleh Allah, bahkan disediakan azab yang sangat pedih bagi pelakunya, dan hal ini merupakan hal yang sangat menodai Islam.

2. Hilangnya pengendalian diri

Saat dalam keadaan marah akal seolah-olah tertutup sehingga segala tindakan yang dilakukan akan lepas dari kontrolnya.

3. Terjerumus ke dalam dalih yang hina

Orang yang sedang marah akan melakukan hal yang tidak mempunyai dasar yang benar. Rasulullah melarang segala perbuatan yang menyebabkan timbulnya alasan yang hina, beliau bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari setiap perkara yang menuntut pemberian alasan”

4. Mendapat azab yang pedih

Saat dalam keadaan marah seseorang akan lepas kontrol sehingga melakukan hal yang bertentangan dengan Agama dan konsekuensinya, mendapatkan azab yang pedih dari Allah swt.

B. Aspek Biologi

1. Hipertensi

Hipertensi disebut juga dengan darah tinggi, darah tinggi sering terjadi karena kemarahan tingkat tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan gagal ginjal. Ini adalah penyakit akibat dari marah yang akan bercabang pada penyakit-penyakit yang membahayakan.

2. Lemahnya Tubuh 

Marah yang dapat membuat otot menjadi tegang, akan menimbulkan kelelahan tubuh. Marah semenit saja seperti 4 jam bekerja. Karena akibat dari marah, kelelahan akan terjadi dan menimbulkan metabolisme tubuh menurun. Jika metabolisme menurun, tentu saja penyakit dari luar akan mudah memasuki tubuh.

3. Lemah Otak

Marah selain berakibat hipertensi dan lemahnya tubuh, juga dapat melemahkan otak yang menyebabkan fungsi dari otak akan menurun drastis. Mengapa hal itu terjadi? Ketika marah, darah dalam otak berkurang, darah lebih banyak mengalir pada otot-otot besar, sehingga darah sebagai suatu yang penting dalam otak akan berkurang. Darah yang membawa asupan oksigen ke otak akan berkurang, sehingga orang yang marah tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat mengontrol sebuah tindakan, dan tindakan yang tak terkontrol akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Marah merupakan bara yang dilemparkan setan ke dalam hati anak Adam sehingga mudah marah, emosi membuncah, wajah menjadi merah, segala ucapan dan tindakan pun tidak terarah. Rasulullah bersabda:

لَيْسَ الشَّديْدُ بِالصّرعة, إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَه عِنْدَ الْغَضَبِ 

Artinya: “Orang yang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”.

Jadi hindarilah sikap amarah atau emosi dengan banyak berdzikir pada Ilahi agar amarah terkendali, sehingga tidak menyebabkan penyakit pada badan hati yang membuat rugi di dunia dan di akhirat nanti.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *